Sri Rahmalina

lahir di Duri, 26 juni 1974. Menulis itu membangun dan menumbuhkan kecerdasan otak dan mempertajam mata hati. Terima kasih diizinkan bergabung dengan group ini ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta Terpendam (152 )

Cinta Terpendam (152 )

Hari ke 152

Cinta Terpendam (2) Oleh Sri Rahmalina

Aini masih asyik dengan cuciannya. Masa pandemi ini tak mengubah semangatnya untuk tetap berjuang. Wajahnya sedikitpun tiada menampakkan kelelahannya. Wajah yang sangat tenang. Hampir satu jam ia menyelesaikan tugas. Setelah menjemur pakaian, Aini singgah ke meja makan. Bukan untuk sarapan, hanya mengangkat piring kotor untuk dibersihkan. Ia rapikan meja dan ia pun bersiap untuk pulang. Aini tak menyadari kalau seluruh aktifitas yang dilakukannnya sedang diperhatikan oleh seseorang.

Aini pamitan dengan Bu Atik yang sedang berada di kamar tengah. Ruang keluarga. Bu Atik duduk sambil membaca al-Qur'an.

"Bu, saya pamit, mohon maaf kalau ada yang tidak sesuai dengan harapan ibu." Ucap Aini sambil mencium tangan Bu Atik.

"Ya ndak nak, justru ibu berterima kasih sudah ada yang bantuin. Kamu udah sarapan?" Yuk sarapan dulu!" sambil menggandeng tangan Aini.

Aini menggelengkan kepalanya.

"Maaf Bu, saya tidak bisa. Masih ada tugas yang harus saya selesaikan. Lain kali aja ya Bu." Aini menolak dengan halus ajakan Bu Atik dan ia segera pamit.

Bu Atik memandang Aini hingga bayangannya hilang.

"Bu, kok melamun?" Raihan memeluk lengan bahu kakak iparnya. Wajah Raihan sangat ingin tahu apa yang dirasakan wanita setengah baya yang sangat disayanginya. Ibunya sudah meninggal dunia 10 tahun yang lalu. Raihan sudah menganggap Bu Atik sebagai kakak sekaligus ibu baginya.

Wajah Bu Atik kelihatan sedih.

"Kakak merasa bangga bisa mengenal gadis itu. Gadis yang ayu dan sopan. Rajin bekerja dan sabar.

Hari Selasa, 14 Juli 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menyentuh. Sukses selalu, ibu. Barakallah

14 Jul
Balas

Aamiin...terima kasih bu Hafni

14 Jul

Mengharukan.....keren bu

14 Jul
Balas

Alhamdulillah, terima kasih Suhu

14 Jul

wow..kisah Aini..melas ya.

14 Jul
Balas

Supaya mengharukan hati Pak

14 Jul

Keren, Bu. Selamat berkarya.

15 Jul
Balas

Ya Pak, terima kasih

15 Jul

Keren, Bu

15 Jul
Balas



search

New Post